Wikipedia

Hasil penelusuran

Senin, 17 Februari 2020

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENETAPAN LOKASI INDUSTRI RUMPUT LAUT DI KOTA TUAL PROVINSI MALUKU


INFLUENTIAL FACTORS ON THE ESTABLISHMENT OF SEAWEED INDUSTRY LOCATION IN THE PROVINCE Maluku Tual City
Hairudin Bugis
Dosen Tetap FEBI Universitas Muhammadiya kendara
Emai. : sungaitolitoli@gmail.com

ABSTRACT
HAIRUDIN BUGIS, This study examines the influence of subjective factors (Xn) such as: availability of raw materials (seaweed), transportation facilities, market potential, the attitude of suppliers (fishermen), the role of community leaders and government attitudes toward location determination apparatus (Y) to the seaweed industry Tual City in Maluku Province. (Supervised by: Prof. Dr. Haris Maupa, SE. M.Si. chairman of the commission and Dr. Sumardi, SE., M. Si as the commission members). The population was 207 the chair of the group and Fisher, 5000 In the city of Tual City Population (residents and traders), 270 Fisherman, 100 community leaders and local government officials with a sample size of each variable 100 respondents. The type of data captured is subjective data, concerning the characteristics of each respondent. Data collection method used was a questionnaire study. data analysis techniques using SPSS Version 17:00

            From the survey results revealed, the six dimensions of subjective studied (Xn) jointly influence the coefficient of determination are denoted by R ² of location determination (Y) with the proportion of influence between Xn to Y, that the R Square is at 0:55 or at 55.0 % which means that the independent variables (Xn) gives a contribution of 55.0% to variable (Y) from the subjective side. While the rest of 45.% Influenced or explained by other variables included in the model o yangt research.

            In a partial test of the six dimensions of subjective studied (Xn) on the determination of the location (Y) accepted the conclusion that the H1 and H0 is rejected unless the dimension H1 is rejected by the market potential because it is not significant. H1 is accepted in the sense that it can be seen where there is a correlation or influence between (Xn) on the partial test there is an influence on (Y)

Key words: Location, subjective factors, industry and seaweed









FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENETAPAN LOKASI INDUSTRI  RUMPUT LAUT DI KOTA TUAL PROVINSI MALUKU
ABSTARAK
HAIRUDIN BUGIS, Penelitian ini mengkaji pengaruh faktor-faktor subyektif (Xn) seperti : ketersediaan bahan baku (rumput laut), fasilitas transportasi, potensi pasar, sikap pemasok (nelayan), peranan tokoh masyarakat dan sikap aparatur pemerintah  terhadap penetapan lokasi (Y) untuk industri rumput laut di Kota Tual Provinsi Maluku. (Dibimbing oleh : Prof. Dr. Haris Maupa, SE. M.Si. selaku ketua komisi dan Dr. Sumardi, SE.,M.Si. selaku anggota komisi). Populasi adalah 207 para Ketua kelompok dan  Nelayan, ±5000 Penduduk Kota Di Kota Tual (penduduk dan pedagang), 270 Nelayan,100 Pemuka masayarakat dan  Aparat  PEMDA dengan ukuran sampel masing-masing variabel 100 responden. Jenis data yang dijaring  adalah data subyektif, menyangkut karakteristik dari tiap-tiap responden. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode kuesioner penelitian. teknik analisis data dengan menggunakan SPSS Versi 17.00
            Dari hasil penelitian diketahui, keenam dimensi subyektif yang diteliti (Xn) berpengaruh secara bersama-sama dengan koefisien determinasi yang dilambangkan dengan R² terhadap penetapan lokasi (Y) dengan  proporsi pengaruh antara Xn terhadap Y , bahwa R Square adalah sebesar 0.55 atau sebesar 55,0 % yang berarti variabel independen (Xn) memberikan sumbangan sebesar 55,0% terhadap variabel (Y) dari sisi subyektif. Sedangkan sisanya sebesar 45.% dipengaruhi  atau dijelaskan oleh variabel lain yangt idak dimasukkan dalam model penelitian.
            Pada uji parsial antara keenam dimensi subyektif yang diteliti (Xn) terhadap penetapan lokasi(Y) diperoleh kesimpulan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak terkecuali dimensi potensi pasar H1 ditolak oleh karena tidak signifikan. H1 yang diterima dalam arti dapat diketahui dimana terdapat korelasi atau pengaruh antara (Xn) pada uji parsial terdapat pengaruh  terhadap (Y)
Kata kunci : Lokasi, faktor subyektif, industri dan rumput laut  












PENDAHULUAN
A. Latar  Belakang Masalah
Kota Tual terkenal dengan luas wilayah lautnya, pemerintah setempat telah menetapkan usaha di bidang perikanan sebagai sektor unggulan seperti hasil budi daya pada sektor hulu, disamping pengelolaan dan tata niaga hasil perikanan yang ditumbuhkembangkan secara kontinyu di sektor hilirnya. Produktifitas budi daya rumput laut menunjukkan trend yang baik dari tahun ke tahun, hal ini didukung oleh kompotensi para nelayan, kualitas dan jenis Rumput Laut (ganggang biru (cyanophyceae), ganggang hijau (chlorophyceae), ganggang merah (rodophyceae) atau ganggang coklat (phaeophyceae) maupun kondisi dan kualitas air laut secara menyeluruh di Kota Tual serta saluran distribusi (pemasaran) yang telah ada. (Table dibawah menunjukan perkembangan hasil budi daya rumput laut dari tahun 2009 di Daerah Kota Tual)
Tabel : 1. Perkembangan Budi Daya Rumput Laut diKota Tual
No
Kecamatan
Jumlah kelompok
Jumlah anggota nelayan per kelompok
Rata – rata panen per kelompok/Bulan
Jumlah
Panen/bulan
Harga/Kg
di tingkat
Nelayan
1
Dula Utara
13.
10. Nelayan
3 Ton
39 ton
Rp 10.000,-
2
Dula Selatan
7.
11. Nelayan
3 Ton
21 ton
Rp 10.000,-
3
Kur
11.
12. Nelayan
3 Ton
33 ton
Rp 10.000,-
4
 Tayando Tam
8.
12. Nelayan
3 Ton
24 ton
Rp 10.000,-
5
Jumlah
39.
430 Nelayan
3 Ton
117 ton
-

Keinginan pemerintah menghadirkan investor dalam rangka peningkatan fungsi atau manfaat daripada rumput laut yakni fungsi dari panen kemudian di jual atau di eksport, akan ditingkatkan menjadi fungsi panen kemudaian diolah (barang setengah jadi ataupun barang jadi) dan seterusnya di jual atau dieksport.(RENSRA Pemerintah Daerah Kota Tual di bidang industri berbasis kompotensi unggulan 2009) Hal ini tentunya membuka peluang  kepada pihak terkait untuk berperanserta secara aktif, baik para nelayan maupun investor dan pemerintah, sebagai suatu bisnis ini tentunya membutuhkan keseriusan dan ketekunan yang melibatkan pihak-pihak yang berkompoten pada bidang-bidang terkait,  karena pertimbangan risiko investasi yang akan muncul pada kemudian hari (risk investation) sebagai dampak negetif dari kegagalan perencanan yang ditempatkan diawal aktifitas bisnis. Fokus Penelitian ini pada aspek penetapan lokasi industri pengolahan rumput laut di Kota Tual. Hal ini akan diamati dari dimensi subyektif  dengan variabel penentu seperti : Faktor ketersediaan bahan baku, Faktor fasilitas transportasi, Faktor potensi pasar, Faktor sikap pemasok, Faktor peranan tokoh masyarakat dan Faktor sikap aparatur pemerintah, dengan judul ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENETAPAN LOKASI INDUSTRI RUMPUT LAUT DI KOTA TUAL”.
A.    Rumusan Masalah.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah, ketersediaan bahan baku, fasilitas transportasi, potensi pasar, sikap pemasok, peranan tokoh masyarakat dan sikap aparatur pemerintah, secara bersama-sama  berpengaruh terhadap penetapan lokasi industri rumput laut di Kota Tual ? dan 2. Faktor manakah yang paling berpengaruh diantara enam faktor tersebut terhadap penetapan lokasi ndustri rumput laut di Kota Tual ?
B.     Tujuan  Penelitian    
Poin penting yang menjadi tujuan untuk dicapai dalam  penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama keenam variabel terhadap penetapan lokasi industri rumput laut di Kota Tual  dan. 2. Untuk mengetahui lebih jauh faktor yang paling berpengaruh terhadap penetapan lokasi industri rumput laut di Kota Tual
C. Manfaat Penelitian  
1. Manfaat Teoritis : yakni sebagai bahan masukan  bagi peneliti dan akademisi dalam mengembangkan  temuan-temuan emperis selanjutnya sesuai dengan disiplin keilmuan yang dimiliki. Bagi penulis sebagai bahan pelatihan intelektual dalam mengembangkan kemampuan berpikir serta meningkatkan kompotensi keilmuan yang sedang dipelajari.
2. Manfaat Praktis:  yakni sebagai bahan masukan dalam proses pengambilan keputusan Pemerintah terutama PEMDA Kota Tual, Para Investor, Kreditor, Pengusaha serta masyarakat luas yang memiliki perhatian maunpun berprofesi pada kegiatan rumput laut.

TINJAUAN  PUSTAKA
A.       Pengertian Lokasi dan Industri.

Tidak ada sebuah teori tunggal yang bisa menetapkan di mana lokasi suatu kegiatan produksi (industri) itu sebaiknya dipilih. Untuk menetapkan lokasi suatu industri (skala besar) secara komprehensif diperlukan gabungan dari berbagai pengetahuan dan disiplin. Berbagai faktor yang ikut dipertimbangkan dalam menentukan lokasi, Diantara teori – teori yang yang dikaji dari berbagai literatur dapat ditarik benang merah bahwa terdapat berbagai kesamaan dan ketidaksamaan dari tiap-tiap ilmuan tentang teori lokasi sesuai dengan kompleksitas dari perkembangan bisnis pada setiap zamannya. Namun pada penulisan ini, cenderung menggunakan teori Brown dan Gibson dalam Buffa sebagai Grend Teori untuk acuan utama yaitu faktor obyektif dan subyek yang dinilai mempengaruhi lokasi, juga disamping pendapat lain yang perlu dipertimbagkan seperti Kasmir jakfar yang mengutarakan faktor subyektif dan sekunder. Pada penelitian faktor-faktor subyektif teridentifikasi sebagai variabel berpengaruh terhadap penetapan lokasi industri rumput laut di KotaTual adalah ketersediaan bahan baku, fasilitas transportasi, potensi pasar, sikap pemasok, peranan tokoh masyarakat dan sikap aparatur pemerintah.
                 Analisis industri (Industri Analysis) biasanya merupakan langka pertama, mengingat proses dan  struktur industri sangat menentukan profitabilitas perusahaan, analisis industri seringkali dikerjakan dengan menggunakan kerangka yang diajukan oleh Porter (1980) dalam Robert dan Anthony (2008) atau analisis rantai nilai (velue chane analysis), berdasarkan kerangka ini sebuah industri dipandang sebagai kumpulan pesaing yang bertanding untuk memenangkan kekuatan posisi tawar terhadap pelanggan dan pemasok serta aktif bersaing diantara mereka sendiri dan menghadapi ancaman pendatang baru dan produk substitusi.

B.     Pengertian Rumput Laut
Tanaman ini adalah gangang multiseluler golongan divisi thallophyta. Berbeda dengan tanaman sempurna pada umumnya, rumput laut tidak memiliki akar, batang dan daun. Jika kita amati jenis rumput laut sangat beragam, mulai dari yang berbentuk bulat, pipih, tabung atau seperti ranting dahan bercabang-cabang. Rumput laut biasanya hidup di dasar samudera yang dapat tertembus cahaya matahari. Seperti layaknya tanaman darat pada umumnya, rumput laut juga memiliki klorofil atau pigmen warna yang lain. Warna inilah yang menggolongkan jenis rumput laut.Tercatat 22 jenis telah dimanfaatkan sebagai makanan. Di wilayah perairan Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, sebagian Pulau di Maluku, Bali, Lombok, Kepulauan Riau dan Pulau Seribu diketahui 18 jenis dimanfaatkan sebagai makanan dan 56 jenis sebagai makanan dan obat tradisional oleh masyarakat pesisir. (Jana T. dkk, 2002)
C.    Manfaat Rumput Laut  
Rumput laut banyak digunakan sebagai bahan baku industri. Contohnya yaitu alga cokelat, yang digunakan untuk bahan baku es krim, pengolahan tekstil, pabrik farmasi, semir sepatu, dan pabrik cat. Alga merah untuk bahan baku industri makanan, farmasi, penyamakan kulit, dan pembuatan bir. Sebagai Bahan obat-obatan (anticoagulant, antibiotics, antihehmethes, antihypertensive agent, pengurang cholesterol, dilatory agent, dan insektisida. Manfaat, Yudi (2009) lainnya.
D. Faktor-Faktor Penentu Penetapan Lokasi Industri Rumput Laut.
1. Bahan Baku (Rumput Laut) :Bahan baku merupakan faktor utama  didalam perusahaan untuk menunjang kelancaran proses produksi baik perusahan besar maupun perusahaan kecil. Pembelian bahan baku yang berkualitas akan menghasilkan produk yang berkualitas pula. Untuk melaksanakan kegiatan pembelian bahan baku tersebut diperlukan pengendalian dengan asumsi : harga tetap, waktu pengiriamn tetap, biaya pengiriman dan penggudangan tetap, volume maksimum dan lain-lain yang dianggap sebagai upaya peningkatan kualitas yang dimulai dari pemesanan bahan baku itu sendri. 
2. Fasilitas Transportasi Menurut A. Abbas Salim (2002) transportasi adalah kegiatan pemindahan barang (muatan) dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam transportasi terlihat ada dua unsur yang terpenting yaitu : 1. Pemindahan/pergerakan (movement) dan 2. Secara fisik mengubah tempat dari barang (komoditas) dan penumpang ke tempat lain. Pada arti transportasi diatas dapat kita melihat bahwa transportasi dapat dibagi atas dua bagian  yaitu  :1. Angkutan penumpang. Untuk pengankutan penumpang digunakan mobil/kenderaan pribadi dan alat angkut lainnya dan 2. Selain mobil pribadi yang digunakan untuk mengangkut penumpang, digunakan pula kenderaan untuk angkutan umum seperti bis, pesawat udara, kareta api, kapal laut, kapal penyebrangan dan pelayaran samudra luar negri. Secara skematis  peranan moda tranportasi: dalam  kehidpan masyarakat menurut A.Abbas (2002) digambarkan seperti berikut
Gambar . Skema Moda Transportasi
Keterangan 
1.Sumber bahan baku yang tersebar di berbagai tempat/ daerah
2.Pemasaran bahan baku kepada pemakai (perusahan industri atau dijual ke pasar). Untuk pemasaran bahan baku, dibutuhkan moda  Transportasi yang mengankutnya dari sumber bahan baku
3.Arus titik 3, 4, dan 5 merupakan pengolahan bahan baku dalam industri yang menghasilkan barang-barang jadi (finished goods).  Dalam pabrik digunakan pulah Transportasi intern untuk mengangkut seperti derek, forklift, dan truk (material handling dan transportasi)
3. Potensi Pasar  Pengamatan potensi pasar adalah upaya untuk mengsegmentasikan pasar sasaran yang akan dimasuki. Segmentsi pasar konsumen menurut Philip Kotler anatara lain  adalah Segmentasi Berdasarkan geografis : seperti bangsa, provinsi, kabupaten, kecamatan dan iklim; dan segmentasi berdasarkan  prilaku seperti pengetahuan, sikap, kegunaan dan  tanggap terhadap suatu produk. Dalam aspek lokasi dibahas mengenai pasar sasaran potensial yang meliputi peluang pasar, penetapan pasar, dan langkah-langkah yang perlu dilakukan disamping kebijakan yang diperlukan. Dalam penentuan pasar potensial ada beberapa kriteria yang harus diukur untuk mempermudah penentuan pasar sasaran potensial. yaitu :a. Pasar potensial adalah sekumpulan konsumen yang menyatakan tingkat minat yang memadai terhadap penawaran pasar. b. Pasar tersedia adalah sekumpulan konsumen yang mempunyai minat, pendapatan, akses dan kualifikasi untuk penawaran pasar tertentu, dan c. Pasar sasaran (pasar terlayani) adalah bagian dari pasar tersedia yang akan dimasuki oleh perusahaan berdasarkan pada kesiapan dan kebijakan perusahaan.
4. Sikap Pemasok             R.N Anthony dan Vijay G. menjelaskan rantai nilai perusahaan manapun adalah sekelompok aktivitas  yang menciptakan nilai dan saling berhubungan yang menjadi bagiannya dari memperoleh bahan baku dasar untuk pemasok komponen  sampai membuat produk akhir dan mengantarkan ke pelanggan akhir. Bebrapa hal yang menyebabkan kekuatan pemasok  menjadi besar adalah jika : 1. Jumlah pemasok yang penting cukup sedikit. 2. Ketersediaan pasokan substitusi cukup rendah atau sedikit. 3. Kemungkinan/ kemampuan pemasok untuk melaksanakan integrasi balik cukup tinggi atau besar. 4. Kemungkinan atau kemampuan pemain di industri untuk melaksanakan integrasi balik cukup rendah atau kecil. 5. Kualitas produk mempunyai kontribusi yang tinggi atau besar kepada industri.6. Kontribusi biaya pasok pada biaya total cukup besar dan 7. Peran industri laba cukup kecil
5. Peranan Toko/Masyarakat  Shakespeare dalam Robbins (2008) menyatakan seluruh dunia adalah sebua Panggung dan semua pria dan wanita adalah pemainnya, pernyataan ini dimaksudkan sebagai serangkaian pola prilaku yang dikaitkan erat dengan seseorang yang menempati sesuatu posisi tertentu dalam sebuah unit sosial, pada kenyataannya seseorang bisa memainkan lebih dari satu peran atau sejumlah ragam peran, baik dalam satu kelompok ataupun lebih kelompok Robbins (2008) menyatakan dimensi peran seseorang terkait pada faktor-faktor : Identitas Peran, Persepsi Peran.,Eksplorasi peranan dan Konflik Peran dan  Selanjutnya Robbins mengatakan hal penting yang melekat pada  suatu kelompok masyarakat adalah : Norma, Status dan Ukuran
6. Sikap Aparatur Pemerintah  Paradigma baru administrasi negara yaitu memandang birokrasi pemerintah tidak lagi hanya semata-mata melaksanakan pelayanan publik yaitu memenuhi kebutuhan barang dan jasa publik ( kepentingan publik ) serta memecahkan masalah – masalah publik, tetapi sekaligus sebagai pendorong dan fasilitator tumbuhnya partisipasi masyarakat. Menurut David Osborne dan Ted Gaebler tokoh Reinventing Government yang dikutip dari “Etika Birokrasi”  ( Drs. Gering Supriyadi, MM, 1998 : 32 ) menyatakan, penyempurnaan dan pembaharuan manajemen pemerintahan dilakukan dengan penerapan beberapa prinsip seperti  : Catalytic Government, Community-Owned Government, Competitive Government, Mission-Driven Government, Results Oriented Government, Customer-Driven Government, Enterprising Government, Antisipatory Government, Decentralized Government dan Market Oriented Government

E. Kerangka  Pikir
 









F. Hipotesis. 1.Terdapat pengaruh signifikan secara bersama-sama antara ketersediaan bahan baku, fasilitas transportasi,   potensi pasar, sikap pemasok, peran tokoh masyarakat dan sikap aparatur pemerintah terhadap  penetapan lokasi industri rumput laut di Kota Tual. 2.Terdapat pengaruh diantara enam variabel maka variabel pengendalian bahan baku yang dominan pengaruhnya terhadap  penetapan Lokasi Industri Rumput Laut Di Kota Tual

METODE  PENELITIAN
A.  Desain Penelitian
B. Lokasi dan Waktu Penelitian. Lokasi di Kota Tual selama 55 hari dengan obyek penelitian adalah penetapan lokasi industri rumput laut di Kota Tual,
C. Jenis  Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, metode yang digunakan adalah  metode survey . Menurut Kalinger (1973) dalam Sugiono (2010) mengatakan bahwa penilitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga dapat ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antara variabel, sosiologis maupus psikologis.
D. Populasi dan Sampel. Ukuran sampel pada penelitian ini berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Gervitz dalam bukunya Developing New Product with TQM” yaitu responden yang dibutuhkan sebagai sampel untuk suatu kuisioner  ditentukan dari populasi sebenarnya sebagai berikut : 1. Sampel minimal adalah 30, jika ukuran sampel kurang dari 30 maka   biasanya terlalu kecil untuk  menggambarkan kesimpulan yang diambil. 2. Jika populasi lebih dari 500, maka sampel yang diambil berkisar antara  10 persen dari populasi. 3. Untuk populasi sekitar 5.000 sampel, ukuran sampelnya sebaiknya   antara 100-500. 4. Untuk populasi yang lebih besar dari 10.000 maka sampel yang diambil  seharusnyaberkisar antara 200-1000.
Karena fokus penelitian ini pada faktor subyektif yang mempengaruhi lokasi maka populasi dalam penelitian ini dilihat  sesuai keberadaan data untuk  setiap fariabel pada faktor subyektif tersebut  seperti terlihat pada tabel berikut :
Tabel 2 : Populasi dan Sampel
No
VARIABEL
POPULASI
SAMPEL
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
1
Pengendalian bahan Baku
207 Ketua kelompok dan  Nelayan
100
Kuesioner
2
Fasilitas Pelayanan Taransportasi
Penduduk Kota Di Kota Tual
100
Kuesioner
3
Potensi Pasar
5000 (penduduk dan pedagang )
100
Kuesioner
4
Sikap Pemasok
270 Nelayan
100
Kuesioner
5
Peranan Tokoh Masyarakat
100 Pemuka masayarakat
100
Kuesioner
6
Sikap Aparatur pemerintah
Aparat  PEMDA
100
Kuesioner

E. Metode Pengumpulan Data.  Pengumpulan data subyektif dalam penelitian ini dengan cara Kuesioner, cara ini digunakan untuk menjaring jawaban tertulis tentang pertanyaan  maupun pernyataan   yang terkait indikator-indikator dari dari enam variabel penelitian ini.
F. Variabel  Penelitian dan pengukuranVariable terikat / dependen(Y) adalah penetapan lokasi, variable bebas / independen (X)  yang di duga mempengaruhi variable terikat (Y) adalah  : ketersediaan bahan baku (X1), fasilitas transportasi (X2), potensi pasar (X3), sikap pemasok (X4), peranan tokoh masyarakat  (X5) dan sikap aparatur pemerintah(X6)  Pengukuran variabel penelitian dilakukan dengan menetapkan skala likert 1 samapai 5 untuk pengukuran indikator pada masing-masing variabel. Penggunaan  skala likert mengingat populasi pada penelitian ini bervariasi baik jumlah maupun tempat responden yang berbeda-beda dari setiap variabel. Makna skala likert : Untuk pilihan jawaban : sangat setuju/selalu/sangat baik, diberi skor 5, Untuk pilihan jawaban : setuju/sering/baik, diberi skor 4, Untuk pilihan jawaban : ragu-ragu/kadang-kadang/hampir baik, doberi skor 3, Untuk pilihan jawaban : tidak setuju/hampir tidak pernah/tidak baik, diberi skor 2, dan Untuk pilihan jawaban : sangat tidak setuju/tidak pernah/sangat tidak baik, diberi skor 1.Kelima skala likert untuk pernyataan posotif dan memiliki nilai yang berkebalikan untuk pernyataan yang negetif.
G. Defenisi Operasional. Ketersediaan Bahan baku, adalah  kualitas maupun kuantitas dari  hasil panen rumput laut yang akan disuplay oleh nelayan dari kepada industri pengolahan di suatu tempat/lokasi pengolahan. Fasilitas pelayanan transportasi, adalah ketersediaan armada angkutan laut dan darat, jalan raya dan pelabuhan yang berperan mengangkut bahan baku dari pemasok ke pabrik/pengolah dan mengangkut barang jadi/setengah jadi ke pasar .Potensi pasar, adalah sekumpulan calon pembeli yang mempunyai minat, pendapatan, akses dan kualifikasi untuk penawaran pasar tertentu yang kemudian akan dimasuki perusahaan berdasarkan kesiapan dan kebijakan perusahaan.Sikap pemasok, adalah sikap berupa loyalitas, persepsi dan kerja sama dari para nelayan ataupun pengumpul yang bergabung didalam kelompok-kelompok nelayan.Peran  tokoh masyarakat, adalah peran pemuka masyarakat seperti : Raja   (Rat), Kepala Dasa (Orang Kay), Ketua RT (Kepala Dusun/Soa), Kepala Marga (Kepala Fam), dan Tokoh Pemudah, Mereka berperan sebagai motivator bagi masyarakat, mereka berperan sebagai pengambil keputusan terkait persoalan adat-istiadat serta mereka memegang hak atau kepemilikan atas petuanan (tuan tana) dan kekuasaan secara turun temurun.Sikap aparatur pemerintah, adalah sikap mereka pada saat berperan sebagai pelayan masyarakat dan mendorong masyarakat untuk lebih mandiri, lebih memperhatikan kebutuhan masyarakat ketimbang kebutuhan birokrasi dan mampu menyesuaikan diri dengan perubahan pasar.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.    HASIL PENELITIAN.
Uji Validilitas.  Uji Validitas alat ukur untuk mengkorelasikan antara skor yang diperoleh dari setiap item dengan skor totalnya. Skor total merupakan nilai yang diperoleh dari hasil penjumlahan semua skor item dan hasilnya harus signifikan berdasarkan ukuran statistik tertentu. Menurut Sugiono bila korelasi setiap faktor tersebut positif dan besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut merupakan konstruk yang kuat. uji validitas instrumen pada  penelitian ini menunjukan besaran diatas 0.80 maka instumen dinyatakan berstatus valid.
Uji Realibilitas Penelitian ini menggunakan internal consistency method karena model ini hanya memerlukan satu kali pengujian saja dan masalah-masalah yang timbul akibat penguian realibilitas, pemecahannya dengan menggunakan rumus Alfa Cronback, adapun rumusnya Pengujian reliabilitas dengan teknik Alfa Crobanch dilakuka untuk jenis data interval/essay.
Tabel 4  : Hasil Uji  Coba  (Uji Reabilitas)Berupa Kuesioner Untuk Enam Variabel Penelitian
PENGENDALIAN BAHAN BAKU
FASILITASPELAYANAN TRANSPORTASI
POTENSI PASAR
SIKAP PEMASOK
PERANAN TOKOH MASYRAKAT
SIKAP APARAT PEMERINTAH
KET
koefesien reliabilitas instrumen
1.2
0.40
1.11
1.2
1.05
1.11
RELIABEL
POSITIF

Uji Asumsi Klasik           Pada penelitian ini ada satu pengujian yang harus dilakukan terhadap suatu model regresi tersebut yaitu uji linieritas. Untuk menentukan ada atau tidaknya lineieritas maka perlu dapat diasumsikan bahwa “ bila koefesien korelasi tinggi, maka harga b juga besar, sebaliknya koefesien korelasi rendah, maka harga b juga rendah (kecil). Selain itu bila koefesien korelasi negetif maka harga b juga negetif dan sebaliknya bila koefesien korelasi positif maka harga b juga positif. Persamaan dan rumus yang digunakan adalah :  Y’= a + bX
Tabel 5 : Rangkuman Uji AsumsiKlasik
VARIABEL PENELTIAN
HASIL UJI ASUMSI KLASIK
KOEFESIEN KORELASI
KETERANGAN
Pengendalian Bahan Baku
1255.428
Positif/tinggi
Dilanjutkan Dengan Analisis Regresi Berganda
Fasilitas Pelayanan Transportasi
496.1439
Positif/tinggi
Potensi Pasar
42.70275
Positif/tinggi
Sika Pemasok
4427.687
Positif/tinggi
Peranan Tokoh Masyarakat
1589.803
Positif/tinggi
Sikap Aparat Pemerintah
1.146114
Positif/tinggi
Analisis  Regresi.  Ananlisis regresi terhadap data yang sudah di tabulasi dengan menggunakan persamaan Korelasi Ganda 6 prediktor (Sugiono,2010) sebgai berikut :
Y = α + β1 X1 +  β2 X2 +  β3 X3 +  β4 X4 +  β5 X5 +  β6 X6 +
Selanjutnya proses analisis data dari enama variabel dengan menggukan program SPSS.Versi 17.00. hasil analisis tersebut sebagaimana terlihat pada tabel ringkasan dibawah ini :       

Tabel 6 : Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R Square

F
Std. Error
of the Estimate
Sig.
1
0.742a
0.550
0.357
2.854
1.699
0.050a
a. Predictors: (Constant), Sikap Aparatur Pemerintah, Sikap Pemasok, Potensi Pasar, Ketersediaan Bahan Baku, Peranan Tokoh Masyarakat, Fasilitas Transportasi

            Jadi harga F hitung = 2.854. harga ini dibandingkan dengan F tabel  dimana dk pembilang = 6 dan dk penyebut = 21 -6-1 = 14, maka diperoleh α = 5% : Ft = 2.85 dan untuk  α = 1% : Ft = 4.46. Kesimpulan Fh > Ft, maka diperoleh korelasi ganda yang diuji signifikansi, yaitu dapat diberlakukan ke populasi dengan taraf kesalahan 5% maupun 1% karena Ft yakni dua koma delapan lima berada dibawah standar Fh positif yakni dua koma delapan lima empat. Dari hasil perhitungan regresi diketahui, bahwa keenam variabel  koefisien detirminasi dilambangkan dengan R² merupakan proporsi hubungan antara Y dengan Xn dan diperoleh bahwa R Square adalah sebesar 0.55 atau sebesar 55,0 % yang berarti variabel independen keenam dimensi tersebut  memberikan sumbangan sebesar 55.0% terhadap variabel dependen yakni penetapan lokasi industri rumput lau di kota tual . Sedangkan sisanya sebesar 45.0% dipengaruhi  atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. Hal diatas simertis dengan teori penetapan lokasi yang dikemukakan oleh semua penemu teori, terutama teori Brown dan Gibson sebagai Grend Teori pada penulisan ini. Selanjutnya pembahasan hasil pengujian hipotesis dalam peneltian ini sebagaimana tertera dibawah ini.
Tabel 7 : Uji Coefficients Hipotesis
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
491.977
27.115

18.144
0.00
Ketersediaan Bahan Baku
.018
.028
.141
0.646
0.042
Fasilitas Transportasi
.029
.026
.272
1.112
0.028
Potensi Pasar
-.009
.026
.068
-0.354
0.072
Sikap Pemasok
.081
.033
.557
      2.477
0.027
Peranan Tokoh Masyarakat
.040
.031
.295
1.280
0.022
Sikap Aparatur Pemerintah
.030
.028
.224
1.086
0.029
a. Dependent Variabel: Penetapan Lokasi Industri Rumput laut

KESIMPULAN.
1. Bahwa tidak semua variabel atau dimensi dalam penelitian ini berpengaruh secara signifikan terhadap penetapan lokasi industri rumput laut di Kota Tual. Adapun Variabel-variabel berpengaruh secara persial yang ditemukan adalah ketersediaan bahan baku berpengaruh positif signifikan, fasilitas transportasi  berpengaruh poaitif signifikan, potensi pasar berpengaruh positif  rendah , sikap pemasok berpengaruh positif  signifikan , peranan tokoh masyarakat berpengaruh positif  signifikan dan sikap aparat pemerintah berpengaruh positif signifikan terhadap  penetapan lokasi industri rumput laut di Kota Tual Provinsi Maluku. Hal ini berarti hipotesis tentang variabel : ketersediaan bahan baku, fasilitas transportasi, sikap pemasok, peranan tokoh masyarakat dan sikap aparatur pemerintah masing-masing H1 diterima sementara hipotesis tentang potensi pasar H1.ditolak.
2. Bahwa berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap data yang tersedia dengan model  analisis regresi ganda enam prediktor, maka diketahui bahwa  terdapat  pengaruh secara bersama-sama dari enam dimensi atau variabel ini terhadap penetapan lokasi industri rumput laut.

REKOMENDASI.
Berdasarkan kesimpulan pada penelitian ini maka saya selaku peneliti/ penulis memberikan saran kepada pihak-pihak :
1. Pemerintah daerah Kota Tual senantiasa tetap menjaga eksisitensi pengabdian  sebagai pelayan masyarakat, wujud pengabdian tersebut diantaranya mendukung dan mempromosikan potensi penetapan lokasi untuk industri rumput laut serta meyakinkan  pihak-pihak yang ingin mengembangkan industri rumput laut, terutama para investor dalam negri maupun investor luar negri bahwa Kota Tual layak didirikan pabrik pengolahan industri rumput laut.
2. Kepada pihak yang berkeinginan untuk berinvestasi di bidang perikanan seperti industri rumput laut di kawasan Maluku terutama wilayah Kota Tual, maka hendaknya terlebih dahulu mempertimbangkan penetapan lokasi dari faktor subyektif terutama faktor  ketersediaan bahan baku, fasilitas transportasi, sikap pemasok, peranan tokoh masyarakat dan sikap aparat pemerinta  yang ada di Kota Tual, oleh karena faktor inilah yang sangat menentukan penetapan tersebut berdasarkan serangkaian penelitaian yang telah dilakukan, disamping tanpa mengecualikan dimensi-dimensi lain yang yang tidak diteliti. 3. Kepada para peneliti atau akademisi yang ingin mengkaji lebih jauh tentang penetapan lokasi industri rumput laut di kota tual pada waktu-waktu yang akan datang , maka disarankan untuk melanjutkan penelitiannya pada faktor obyektif, terutama hal-hal yang bersifat manajerial.
DAFTAR  PUSTAKA

Abbas, Salim. Manajemen Transportasi. Penerbit PT.Raja Grafindo Persada Jakata.2002
Anang, Hidayat. Strategi Six Sigma. Penerbit Alex Media Kompotindo. 2007
Anugrah, Nontji, Laut Nusantara. Penerbit Jambatan.2002
BPS Maluku Tenggara dan Kota Tual, Produk Domistik Regional Bruto, Menurut Lapangan Usaha, 2010
BPS Maluku Tenggara dan Kota Tual, Tual Dalam Angka, Tual Figures, 2010.
Budi Sutomo Rumput Laut Bahan Pangan Lezat Multi Khasiat , Penerbit Artikel Seawood,2009
Burhanuddin, R, 2007  Studi Penetapan Pendirian Rumah Potong Hewan Di Kabupaten Kutai Timur. JURNAL UKMK, Peneliti pada Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya Kabupaten Kutai Timur
Buffa, Manajemen Produksi/Operasi Moderen. Jilid 1.cetakan ke 4.Versi Indonesia Penerbit Erlangga, Jakarta1993.
Eduardo, Tandalilin. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Penerbit PT. BPFE. Yogyakarta.2007
Gabril, Aminsilalahi. Strategi Berbasisi Kualitas. Penerbit Batavia Press. 2005
Gering, Supriayadi. Etika Birokrasi. LAN.Jakarta. 1998.
Getut, Pramesti. Applikasi SPSS 15.0 Dalam Model Linier Statistik. Penerbit Alex Media Kompotindo. 2007
Hakim, Arman Nasution. Manajemen Industri.  Penerbit Andi Yogyakarta, 2006
Holy, Icun Yunarto & Martinus, Getty Santika; Inventory Mnanagement, Penerbit PT Elex Media Komputindo, 2005.
Isbandi, Rukmonto Adi; INTERVENSI KOMUNITAS Pengembangan Masyarakat sebagai upaya pemebrdayaan masyarakat, Penerbit PT RajaGrafindo Persada, 2008.
Jana, T; Anggadinji; Achmad; Zantika; Heripurwanto; Sri,Istina, Rumput Laut, Seri agrobisnis, Penerbit Penebar Swadaya, 2002.
Jay, Heezer., Barry, render. Operations Managemen (Buku 1 dan 2) fersi Indonesia. Penerbit Salemba Empat. 2008
Jimsly, Hutabarat., Martony, Husein. Operasionalisasi Strategi. Penerbit Alex Media Kompotindo. 2006
John, A.,Pearce II,. Richardo,B., Robinson, J.R. Strategi Management. Fersi Indonesia. Penerbit Salemba Empat. 2010
Kasmir. Jakfar. Studi Penetapan Bisnis. Penerbit Kencana Prenada Media Group. 2009
Phillip, Kotler. Manajemen Pemasaran. Fersi Indonesia. Penerbit Airlangga. 2010
Prihatin, Lumbanraja; Tantangan Bagi Kepemimpinan Lintas Budaya, JURNAL MANAJEMEN BISNIS, Volume 1, Nomor 2 Mei 2008 ISSN: 1978−8339
Robert, N., Anthony, V.G. Managemen Control System (Buku 2) Fersi Indonesia. Penerbit Salemba Empat.2008
Stephen,p., Robbinsin,. Timothy, A. Judge. Orgazational bihaviar. Fersi Indinesia Penerbit Salemba Empat 2009.
Suad, Husanan., Suwarsono. Studi Penetapan Proyek. Penerbit UPP AMP YKPN Yogyakarta 1995
Subramanyam, K,R., John, J., Wild. Financial Statement Analysis. Fersi Indonesia. Penerbit Salemba Empat 2008
Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis. Penerbit Alfabet 2008.
Sugiyono. Statistik Untuk Penelitian. Penerbit Alfabet 2010.
Syamsud, M.,Maarif dan Tanjung, Hendri. Manajemen Operasional.  Penerbit Grasindo Jakarta, 2003.
Wahyudi, Kumorotomo. Etika Administrasi Negara, Penerbit RajaGrafindo Persada, 2009
Yudhi, Khasiat dan Manfaat Rumput Laut, Penerbit Artikel Seawood,  2009