INFLUENTIAL
FACTORS ON THE ESTABLISHMENT OF SEAWEED INDUSTRY LOCATION IN THE PROVINCE
Maluku Tual City
Hairudin Bugis
Dosen Tetap FEBI
Universitas Muhammadiya kendara
Emai. :
sungaitolitoli@gmail.com
ABSTRACT
HAIRUDIN BUGIS, This study examines the influence of subjective factors (Xn) such as:
availability of raw materials (seaweed), transportation facilities, market
potential, the attitude of suppliers (fishermen), the role of community leaders
and government attitudes toward location determination apparatus (Y) to the
seaweed industry Tual City in Maluku Province. (Supervised by: Prof. Dr. Haris
Maupa, SE. M.Si. chairman of the commission and Dr. Sumardi, SE., M. Si as the
commission members). The population was 207 the chair of the group and Fisher,
5000 In the city of Tual City Population (residents and traders), 270
Fisherman, 100 community leaders and local government officials with a sample
size of each variable 100 respondents. The type of data captured is subjective
data, concerning the characteristics of each respondent. Data collection method
used was a questionnaire study. data analysis techniques using SPSS Version
17:00
From
the survey results revealed, the six dimensions of subjective studied (Xn)
jointly influence the coefficient of determination are denoted by R ² of
location determination (Y) with the proportion of influence between Xn to Y,
that the R Square is at 0:55 or at 55.0 % which means that the independent
variables (Xn) gives a contribution of 55.0% to variable (Y) from the
subjective side. While the rest of 45.% Influenced or explained by other
variables included in the model o yangt research.
In
a partial test of the six dimensions of subjective studied (Xn) on the
determination of the location (Y) accepted the conclusion that the H1 and H0 is
rejected unless the dimension H1 is rejected by the market potential because it
is not significant. H1 is accepted in the sense that it can be seen where there
is a correlation or influence between (Xn) on the partial test there is an
influence on (Y)
Key words: Location, subjective factors, industry and seaweed
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENETAPAN
LOKASI INDUSTRI RUMPUT LAUT DI KOTA TUAL
PROVINSI MALUKU
ABSTARAK
HAIRUDIN BUGIS, Penelitian ini mengkaji pengaruh faktor-faktor
subyektif (Xn) seperti : ketersediaan bahan baku (rumput laut), fasilitas
transportasi, potensi pasar, sikap pemasok (nelayan), peranan tokoh masyarakat
dan sikap aparatur pemerintah terhadap
penetapan lokasi (Y) untuk industri rumput laut di Kota Tual Provinsi Maluku.
(Dibimbing oleh : Prof. Dr. Haris Maupa, SE. M.Si. selaku ketua komisi dan Dr.
Sumardi, SE.,M.Si. selaku anggota komisi). Populasi adalah 207 para Ketua kelompok dan Nelayan, ±5000 Penduduk Kota Di Kota Tual
(penduduk dan pedagang), 270 Nelayan,100 Pemuka masayarakat dan Aparat
PEMDA dengan ukuran sampel masing-masing variabel 100 responden. Jenis data yang dijaring adalah data subyektif, menyangkut
karakteristik dari tiap-tiap responden. Metode pengumpulan data yang digunakan
adalah metode kuesioner penelitian. teknik analisis data dengan menggunakan
SPSS Versi 17.00
Dari
hasil penelitian diketahui, keenam dimensi subyektif yang diteliti (Xn)
berpengaruh secara bersama-sama dengan koefisien determinasi yang dilambangkan
dengan R² terhadap penetapan lokasi (Y) dengan
proporsi pengaruh antara Xn terhadap Y , bahwa R Square adalah sebesar
0.55 atau sebesar 55,0 % yang berarti variabel independen (Xn) memberikan
sumbangan sebesar 55,0% terhadap variabel (Y) dari sisi subyektif. Sedangkan
sisanya sebesar 45.% dipengaruhi atau
dijelaskan oleh variabel lain yangt idak dimasukkan dalam model penelitian.
Pada
uji parsial antara keenam dimensi subyektif yang
diteliti (Xn) terhadap penetapan lokasi(Y) diperoleh kesimpulan bahwa H1
diterima dan H0 ditolak terkecuali dimensi potensi pasar H1 ditolak oleh karena
tidak signifikan. H1 yang diterima dalam arti dapat diketahui dimana terdapat
korelasi atau pengaruh antara (Xn) pada uji parsial terdapat pengaruh terhadap (Y)
Kata kunci : Lokasi, faktor
subyektif, industri dan rumput laut
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Kota Tual
terkenal dengan luas wilayah lautnya, pemerintah setempat telah menetapkan
usaha di bidang perikanan sebagai sektor unggulan seperti hasil budi daya pada sektor
hulu, disamping pengelolaan dan tata niaga hasil perikanan yang
ditumbuhkembangkan secara kontinyu di sektor hilirnya. Produktifitas budi daya
rumput laut menunjukkan trend yang baik dari tahun ke tahun, hal ini didukung
oleh kompotensi para nelayan, kualitas dan jenis Rumput Laut (ganggang biru
(cyanophyceae), ganggang hijau (chlorophyceae), ganggang merah (rodophyceae)
atau ganggang coklat (phaeophyceae) maupun kondisi dan kualitas air laut secara
menyeluruh di Kota Tual serta saluran distribusi (pemasaran) yang telah ada. (Table
dibawah menunjukan perkembangan hasil budi daya rumput laut dari tahun 2009 di
Daerah Kota Tual)
Tabel : 1. Perkembangan Budi
Daya Rumput Laut diKota Tual
No
|
Kecamatan
|
Jumlah kelompok
|
Jumlah anggota nelayan per
kelompok
|
Rata – rata panen per
kelompok/Bulan
|
Jumlah
Panen/bulan
|
Harga/Kg
di tingkat
Nelayan
|
1
|
Dula Utara
|
13.
|
10. Nelayan
|
3 Ton
|
39 ton
|
Rp 10.000,-
|
2
|
Dula Selatan
|
7.
|
11. Nelayan
|
3 Ton
|
21 ton
|
Rp 10.000,-
|
3
|
Kur
|
11.
|
12. Nelayan
|
3 Ton
|
33 ton
|
Rp 10.000,-
|
4
|
Tayando Tam
|
8.
|
12. Nelayan
|
3 Ton
|
24 ton
|
Rp 10.000,-
|
5
|
Jumlah
|
39.
|
430 Nelayan
|
3 Ton
|
117 ton
|
-
|
Keinginan pemerintah menghadirkan
investor dalam rangka peningkatan fungsi atau manfaat daripada rumput laut yakni
fungsi dari panen kemudian di jual atau di eksport, akan ditingkatkan menjadi
fungsi panen kemudaian diolah (barang setengah jadi ataupun barang jadi) dan
seterusnya di jual atau dieksport.(RENSRA Pemerintah Daerah Kota Tual di bidang
industri berbasis kompotensi unggulan 2009) Hal ini tentunya membuka peluang
kepada pihak terkait untuk berperanserta secara aktif, baik para nelayan
maupun investor dan pemerintah, sebagai suatu bisnis ini tentunya membutuhkan
keseriusan dan ketekunan yang melibatkan pihak-pihak yang berkompoten pada
bidang-bidang terkait, karena
pertimbangan risiko investasi yang akan muncul pada kemudian hari (risk
investation) sebagai dampak negetif dari kegagalan perencanan yang ditempatkan
diawal aktifitas bisnis. Fokus Penelitian ini pada aspek penetapan lokasi
industri pengolahan rumput laut di Kota Tual. Hal ini akan diamati dari dimensi
subyektif dengan variabel penentu
seperti : Faktor ketersediaan bahan baku, Faktor fasilitas transportasi, Faktor
potensi pasar, Faktor sikap pemasok, Faktor peranan tokoh masyarakat dan Faktor
sikap aparatur pemerintah, dengan judul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
BERPENGARUH TERHADAP PENETAPAN LOKASI INDUSTRI RUMPUT LAUT DI KOTA TUAL”.
A.
Rumusan Masalah.
Berdasarkan
uraian diatas maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah, ketersediaan
bahan baku, fasilitas transportasi, potensi pasar, sikap pemasok, peranan tokoh
masyarakat dan sikap aparatur pemerintah, secara bersama-sama berpengaruh terhadap penetapan lokasi industri
rumput laut di Kota Tual ? dan 2. Faktor manakah
yang paling berpengaruh diantara enam faktor tersebut terhadap penetapan lokasi
ndustri rumput laut di Kota Tual ?
B.
Tujuan Penelitian
Poin penting yang menjadi tujuan untuk dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama keenam
variabel terhadap penetapan lokasi industri rumput laut di Kota Tual dan. 2. Untuk
mengetahui lebih jauh faktor yang paling berpengaruh terhadap penetapan lokasi industri rumput laut di Kota Tual
C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis : yakni sebagai
bahan masukan bagi peneliti dan
akademisi dalam mengembangkan
temuan-temuan emperis selanjutnya sesuai dengan disiplin keilmuan yang
dimiliki. Bagi penulis sebagai bahan pelatihan intelektual dalam mengembangkan
kemampuan berpikir serta meningkatkan kompotensi keilmuan yang sedang
dipelajari.
2. Manfaat Praktis: yakni sebagai bahan masukan dalam proses
pengambilan keputusan Pemerintah terutama PEMDA Kota Tual, Para Investor,
Kreditor, Pengusaha serta masyarakat luas yang memiliki perhatian maunpun
berprofesi pada kegiatan rumput laut.
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pengertian Lokasi
dan Industri.
Tidak
ada sebuah teori tunggal yang bisa menetapkan di mana lokasi suatu kegiatan
produksi (industri) itu sebaiknya dipilih. Untuk menetapkan lokasi suatu
industri (skala besar) secara komprehensif diperlukan gabungan dari berbagai pengetahuan
dan disiplin. Berbagai faktor yang ikut dipertimbangkan dalam menentukan
lokasi, Diantara
teori – teori yang yang
dikaji dari berbagai literatur dapat ditarik benang merah bahwa terdapat berbagai
kesamaan dan ketidaksamaan dari tiap-tiap ilmuan tentang teori lokasi sesuai
dengan kompleksitas dari perkembangan bisnis pada setiap zamannya. Namun pada
penulisan ini, cenderung menggunakan teori Brown dan Gibson dalam Buffa sebagai
Grend Teori untuk acuan utama yaitu faktor obyektif dan subyek yang dinilai
mempengaruhi lokasi, juga disamping pendapat lain yang perlu dipertimbagkan
seperti Kasmir jakfar yang mengutarakan faktor subyektif dan sekunder. Pada penelitian faktor-faktor subyektif
teridentifikasi sebagai variabel berpengaruh terhadap penetapan lokasi industri rumput laut di
KotaTual adalah ketersediaan bahan baku, fasilitas transportasi, potensi pasar,
sikap pemasok, peranan tokoh masyarakat dan sikap aparatur pemerintah.
Analisis industri (Industri
Analysis) biasanya merupakan langka pertama, mengingat proses dan struktur industri sangat menentukan
profitabilitas perusahaan, analisis industri seringkali dikerjakan dengan
menggunakan kerangka yang diajukan oleh Porter (1980) dalam Robert dan Anthony
(2008) atau analisis rantai nilai (velue chane analysis), berdasarkan kerangka
ini sebuah industri dipandang sebagai kumpulan pesaing yang bertanding untuk
memenangkan kekuatan posisi tawar terhadap pelanggan dan pemasok serta aktif
bersaing diantara mereka sendiri dan menghadapi ancaman pendatang baru dan
produk substitusi.
B.
Pengertian Rumput
Laut
Tanaman ini adalah gangang
multiseluler golongan divisi thallophyta. Berbeda dengan tanaman sempurna pada
umumnya, rumput laut tidak memiliki akar, batang dan daun. Jika kita amati
jenis rumput laut sangat beragam, mulai dari yang berbentuk bulat, pipih,
tabung atau seperti ranting dahan bercabang-cabang. Rumput laut biasanya hidup
di dasar samudera yang dapat tertembus cahaya matahari. Seperti layaknya
tanaman darat pada umumnya, rumput laut juga memiliki klorofil atau pigmen
warna yang lain. Warna inilah yang menggolongkan jenis rumput laut.Tercatat
22 jenis telah dimanfaatkan sebagai makanan. Di wilayah perairan Sulawesi
Selatan, Sulawesi Tenggara, sebagian Pulau di Maluku, Bali, Lombok, Kepulauan
Riau dan Pulau Seribu diketahui 18 jenis dimanfaatkan sebagai makanan dan 56
jenis sebagai makanan dan obat tradisional oleh masyarakat pesisir. (Jana T. dkk, 2002)
C.
Manfaat Rumput Laut
Rumput laut
banyak digunakan sebagai bahan baku industri. Contohnya yaitu alga cokelat,
yang digunakan untuk bahan baku es krim, pengolahan tekstil, pabrik farmasi,
semir sepatu, dan pabrik cat. Alga merah untuk bahan baku industri makanan,
farmasi, penyamakan kulit, dan pembuatan bir. Sebagai Bahan obat-obatan
(anticoagulant, antibiotics, antihehmethes, antihypertensive agent, pengurang
cholesterol, dilatory agent, dan insektisida. Manfaat, Yudi (2009) lainnya.
D. Faktor-Faktor Penentu Penetapan Lokasi Industri Rumput
Laut.
1. Bahan Baku (Rumput
Laut) :Bahan baku
merupakan faktor utama didalam
perusahaan untuk menunjang kelancaran proses produksi baik perusahan besar
maupun perusahaan kecil. Pembelian bahan baku yang berkualitas akan
menghasilkan produk yang berkualitas pula. Untuk melaksanakan kegiatan
pembelian bahan baku tersebut diperlukan pengendalian dengan asumsi : harga
tetap, waktu pengiriamn tetap, biaya pengiriman dan penggudangan tetap, volume
maksimum dan lain-lain yang dianggap sebagai upaya peningkatan kualitas yang
dimulai dari pemesanan bahan baku itu sendri.
2. Fasilitas Transportasi Menurut A. Abbas Salim (2002)
transportasi adalah kegiatan pemindahan barang (muatan) dan penumpang dari
suatu tempat ke tempat lain. Dalam transportasi terlihat ada dua unsur yang
terpenting yaitu : 1. Pemindahan/pergerakan (movement) dan 2. Secara fisik
mengubah tempat dari barang (komoditas) dan penumpang ke tempat lain. Pada arti
transportasi diatas dapat kita melihat bahwa transportasi dapat dibagi atas dua
bagian yaitu :1. Angkutan
penumpang. Untuk pengankutan penumpang digunakan mobil/kenderaan pribadi dan
alat angkut lainnya dan 2. Selain mobil
pribadi yang digunakan untuk mengangkut penumpang, digunakan pula kenderaan
untuk angkutan umum seperti bis, pesawat udara, kareta api, kapal laut, kapal penyebrangan
dan pelayaran samudra luar negri. Secara
skematis peranan moda tranportasi:
dalam kehidpan masyarakat menurut
A.Abbas (2002) digambarkan seperti berikut
Gambar
. Skema Moda Transportasi
Keterangan
1.Sumber bahan baku yang tersebar di berbagai tempat/ daerah
2.Pemasaran bahan baku kepada
pemakai (perusahan industri atau dijual ke pasar). Untuk pemasaran bahan baku , dibutuhkan moda
Transportasi yang mengankutnya dari sumber bahan baku
3.Arus titik 3, 4, dan 5 merupakan
pengolahan bahan baku dalam industri yang menghasilkan barang-barang jadi (finished goods). Dalam pabrik digunakan pulah Transportasi
intern untuk mengangkut seperti derek, forklift, dan truk (material handling dan transportasi)
3.
Potensi Pasar Pengamatan potensi pasar adalah upaya untuk
mengsegmentasikan pasar sasaran yang akan dimasuki. Segmentsi pasar
konsumen menurut Philip Kotler anatara lain
adalah Segmentasi Berdasarkan geografis : seperti bangsa, provinsi, kabupaten,
kecamatan dan iklim; dan segmentasi berdasarkan
prilaku seperti pengetahuan, sikap, kegunaan dan tanggap terhadap suatu produk. Dalam aspek lokasi dibahas mengenai pasar sasaran potensial yang
meliputi peluang pasar, penetapan pasar, dan langkah-langkah
yang perlu dilakukan disamping kebijakan yang diperlukan. Dalam penentuan pasar
potensial ada beberapa kriteria yang harus diukur untuk mempermudah penentuan
pasar sasaran potensial. yaitu :a. Pasar potensial adalah
sekumpulan konsumen yang menyatakan tingkat minat yang memadai terhadap
penawaran pasar. b. Pasar
tersedia adalah sekumpulan konsumen yang mempunyai minat, pendapatan, akses
dan kualifikasi untuk penawaran pasar tertentu, dan c. Pasar sasaran (pasar terlayani) adalah
bagian dari pasar tersedia yang akan dimasuki oleh perusahaan berdasarkan pada
kesiapan dan kebijakan perusahaan.
4. Sikap Pemasok R.N Anthony dan Vijay G. menjelaskan
rantai nilai perusahaan manapun adalah sekelompok aktivitas yang menciptakan nilai dan saling berhubungan
yang menjadi bagiannya dari memperoleh bahan baku dasar untuk pemasok komponen sampai membuat produk akhir dan mengantarkan
ke pelanggan akhir. Bebrapa hal yang menyebabkan
kekuatan pemasok menjadi besar adalah
jika :
1. Jumlah
pemasok yang penting cukup sedikit. 2. Ketersediaan pasokan substitusi cukup
rendah atau sedikit. 3. Kemungkinan/ kemampuan pemasok untuk melaksanakan
integrasi balik cukup tinggi atau besar. 4. Kemungkinan atau kemampuan pemain
di industri untuk melaksanakan integrasi balik cukup rendah atau kecil. 5. Kualitas
produk mempunyai kontribusi yang tinggi atau besar kepada industri.6. Kontribusi
biaya pasok pada biaya total cukup besar dan 7. Peran industri laba cukup kecil
5. Peranan Toko/Masyarakat Shakespeare dalam Robbins (2008)
menyatakan seluruh dunia adalah sebua Panggung dan semua pria dan wanita adalah
pemainnya, pernyataan ini dimaksudkan sebagai serangkaian pola prilaku yang
dikaitkan erat dengan seseorang yang menempati sesuatu posisi tertentu dalam
sebuah unit sosial, pada kenyataannya seseorang bisa memainkan lebih dari satu
peran atau sejumlah ragam peran, baik dalam satu kelompok ataupun lebih
kelompok Robbins (2008) menyatakan dimensi peran seseorang terkait pada faktor-faktor
: Identitas Peran, Persepsi Peran.,Eksplorasi
peranan dan Konflik Peran dan Selanjutnya Robbins mengatakan hal
penting yang melekat pada suatu kelompok
masyarakat adalah : Norma, Status dan Ukuran
6. Sikap Aparatur Pemerintah Paradigma baru administrasi negara yaitu
memandang birokrasi pemerintah tidak lagi hanya semata-mata melaksanakan pelayanan
publik yaitu memenuhi kebutuhan barang dan jasa publik ( kepentingan publik )
serta memecahkan masalah – masalah publik, tetapi sekaligus sebagai pendorong
dan fasilitator tumbuhnya partisipasi masyarakat. Menurut
David Osborne dan Ted Gaebler tokoh Reinventing Government yang dikutip dari
“Etika Birokrasi” ( Drs. Gering
Supriyadi, MM, 1998 : 32 ) menyatakan, penyempurnaan dan pembaharuan manajemen
pemerintahan dilakukan dengan penerapan beberapa prinsip seperti : Catalytic Government, Community-Owned
Government, Competitive Government, Mission-Driven Government, Results
Oriented Government, Customer-Driven Government, Enterprising Government,
Antisipatory Government, Decentralized Government dan Market Oriented
Government
E. Kerangka Pikir
F. Hipotesis. 1.Terdapat
pengaruh signifikan secara bersama-sama antara ketersediaan bahan
baku, fasilitas transportasi, potensi
pasar, sikap pemasok, peran tokoh masyarakat dan sikap aparatur pemerintah
terhadap penetapan lokasi industri
rumput laut di Kota Tual. 2.Terdapat pengaruh diantara enam variabel maka
variabel pengendalian bahan baku yang dominan pengaruhnya terhadap penetapan Lokasi Industri Rumput Laut Di Kota
Tual
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
B. Lokasi dan Waktu Penelitian. Lokasi di Kota Tual selama 55 hari dengan obyek penelitian adalah penetapan
lokasi industri rumput laut di Kota Tual,
C.
Jenis Penelitian. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif, metode yang digunakan adalah metode survey . Menurut
Kalinger (1973) dalam Sugiono (2010) mengatakan bahwa penilitian survey adalah
penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang
dipelajari adalah sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga dapat
ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antara
variabel, sosiologis maupus psikologis.
D.
Populasi dan Sampel.
Ukuran sampel pada penelitian ini berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Gervitz
dalam bukunya Developing New Product with TQM” yaitu
responden yang dibutuhkan sebagai sampel untuk suatu kuisioner ditentukan dari populasi sebenarnya sebagai
berikut : 1. Sampel
minimal adalah 30, jika ukuran sampel kurang dari 30 maka biasanya terlalu kecil untuk menggambarkan kesimpulan yang diambil. 2. Jika populasi lebih dari 500, maka sampel yang
diambil berkisar antara 10 persen dari
populasi.
3. Untuk populasi sekitar 5.000 sampel, ukuran
sampelnya sebaiknya antara 100-500. 4. Untuk populasi yang lebih besar dari 10.000 maka
sampel yang diambil seharusnyaberkisar
antara 200-1000.
Karena
fokus penelitian ini pada faktor subyektif yang mempengaruhi lokasi maka
populasi dalam penelitian ini dilihat
sesuai keberadaan data untuk
setiap fariabel pada faktor subyektif tersebut seperti terlihat pada tabel berikut :
Tabel 2 : Populasi dan
Sampel
No
|
VARIABEL
|
POPULASI
|
SAMPEL
|
INSTRUMEN
PENGUMPULAN DATA
|
1
|
Pengendalian
bahan Baku
|
207
Ketua kelompok dan Nelayan
|
100
|
Kuesioner
|
2
|
Fasilitas
Pelayanan Taransportasi
|
Penduduk
Kota Di Kota Tual
|
100
|
Kuesioner
|
3
|
Potensi
Pasar
|
5000
(penduduk dan pedagang )
|
100
|
Kuesioner
|
4
|
Sikap
Pemasok
|
270
Nelayan
|
100
|
Kuesioner
|
5
|
Peranan
Tokoh Masyarakat
|
100
Pemuka masayarakat
|
100
|
Kuesioner
|
6
|
Sikap
Aparatur pemerintah
|
Aparat PEMDA
|
100
|
Kuesioner
|
E.
Metode Pengumpulan Data. Pengumpulan
data subyektif dalam penelitian ini dengan cara Kuesioner, cara ini digunakan
untuk menjaring jawaban tertulis tentang pertanyaan maupun pernyataan yang terkait indikator-indikator dari dari
enam variabel penelitian ini.
F.
Variabel Penelitian dan pengukuran. Variable terikat
/ dependen(Y) adalah penetapan lokasi, variable bebas / independen (X) yang di duga mempengaruhi variable terikat
(Y) adalah : ketersediaan bahan baku
(X1), fasilitas transportasi (X2), potensi pasar (X3), sikap pemasok (X4), peranan
tokoh masyarakat (X5) dan sikap aparatur
pemerintah(X6) Pengukuran variabel penelitian dilakukan
dengan menetapkan skala likert 1 samapai 5 untuk pengukuran indikator pada masing-masing
variabel. Penggunaan skala likert
mengingat populasi pada penelitian ini bervariasi baik jumlah maupun tempat
responden yang berbeda-beda dari setiap variabel. Makna
skala likert : Untuk
pilihan jawaban : sangat setuju/selalu/sangat baik, diberi skor 5, Untuk
pilihan jawaban : setuju/sering/baik, diberi skor 4, Untuk
pilihan jawaban : ragu-ragu/kadang-kadang/hampir baik, doberi skor 3, Untuk
pilihan jawaban : tidak setuju/hampir tidak pernah/tidak baik, diberi skor 2, dan Untuk pilihan jawaban : sangat tidak setuju/tidak
pernah/sangat tidak baik, diberi skor 1.Kelima skala
likert untuk pernyataan posotif dan memiliki nilai yang berkebalikan untuk
pernyataan yang negetif.
G. Defenisi
Operasional.
Ketersediaan Bahan baku, adalah
kualitas maupun kuantitas dari
hasil panen rumput laut yang akan disuplay oleh nelayan dari kepada
industri pengolahan di suatu tempat/lokasi pengolahan. Fasilitas
pelayanan transportasi, adalah ketersediaan armada angkutan laut dan
darat, jalan raya dan pelabuhan yang berperan mengangkut bahan baku dari
pemasok ke pabrik/pengolah dan mengangkut barang jadi/setengah jadi ke pasar .Potensi pasar, adalah sekumpulan calon pembeli
yang mempunyai minat, pendapatan, akses dan kualifikasi untuk penawaran pasar
tertentu yang kemudian akan dimasuki perusahaan berdasarkan kesiapan dan
kebijakan perusahaan.Sikap pemasok, adalah sikap berupa
loyalitas, persepsi dan kerja sama dari para nelayan ataupun pengumpul yang
bergabung didalam kelompok-kelompok nelayan.Peran tokoh masyarakat, adalah peran pemuka
masyarakat seperti : Raja (Rat), Kepala
Dasa (Orang Kay), Ketua RT (Kepala Dusun/Soa), Kepala Marga (Kepala Fam), dan
Tokoh Pemudah, Mereka berperan sebagai motivator bagi masyarakat, mereka
berperan sebagai pengambil keputusan terkait persoalan adat-istiadat serta
mereka memegang hak atau kepemilikan atas petuanan (tuan tana) dan kekuasaan
secara turun temurun.Sikap aparatur pemerintah, adalah sikap
mereka pada saat berperan sebagai pelayan masyarakat dan mendorong masyarakat
untuk lebih mandiri, lebih memperhatikan kebutuhan masyarakat ketimbang
kebutuhan birokrasi dan mampu menyesuaikan diri dengan perubahan pasar.
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
HASIL PENELITIAN.
Uji Validilitas.
Uji Validitas alat ukur untuk
mengkorelasikan antara skor yang diperoleh dari setiap item dengan skor
totalnya. Skor total merupakan nilai yang diperoleh dari hasil penjumlahan
semua skor item dan hasilnya harus signifikan berdasarkan ukuran statistik tertentu.
Menurut Sugiono bila korelasi setiap faktor tersebut positif dan besarnya 0,3
ke atas maka faktor tersebut merupakan konstruk yang kuat. uji validitas instrumen pada penelitian ini
menunjukan besaran diatas 0.80 maka instumen
dinyatakan berstatus valid.
Uji
Realibilitas Penelitian
ini menggunakan internal consistency method karena model ini hanya memerlukan
satu kali pengujian saja dan masalah-masalah yang timbul akibat penguian
realibilitas, pemecahannya dengan menggunakan rumus Alfa Cronback, adapun
rumusnya Pengujian reliabilitas dengan teknik Alfa Crobanch
dilakuka untuk jenis data interval/essay.
Tabel 4 : Hasil Uji
Coba (Uji Reabilitas)Berupa
Kuesioner Untuk Enam Variabel Penelitian
PENGENDALIAN BAHAN BAKU
|
FASILITASPELAYANAN TRANSPORTASI
|
POTENSI PASAR
|
SIKAP PEMASOK
|
PERANAN TOKOH MASYRAKAT
|
SIKAP APARAT PEMERINTAH
|
KET
|
|
koefesien
reliabilitas instrumen
|
1.2
|
0.40
|
1.11
|
1.2
|
1.05
|
1.11
|
RELIABEL
POSITIF
|
Uji
Asumsi Klasik
Pada penelitian ini ada satu pengujian yang harus dilakukan terhadap suatu model
regresi tersebut yaitu uji linieritas. Untuk
menentukan ada atau tidaknya lineieritas maka perlu dapat diasumsikan bahwa “
bila koefesien korelasi tinggi, maka harga b juga besar, sebaliknya koefesien
korelasi rendah, maka harga b juga rendah (kecil). Selain itu bila koefesien
korelasi negetif maka harga b juga negetif dan sebaliknya bila koefesien
korelasi positif maka harga b juga positif. Persamaan dan rumus yang digunakan
adalah : Y’= a + bX
Tabel 5 : Rangkuman Uji AsumsiKlasik
VARIABEL
PENELTIAN
|
HASIL
UJI ASUMSI KLASIK
|
KOEFESIEN
KORELASI
|
KETERANGAN
|
Pengendalian
Bahan Baku
|
1255.428
|
Positif/tinggi
|
Dilanjutkan
Dengan Analisis Regresi Berganda
|
Fasilitas
Pelayanan Transportasi
|
496.1439
|
Positif/tinggi
|
|
Potensi
Pasar
|
42.70275
|
Positif/tinggi
|
|
Sika
Pemasok
|
4427.687
|
Positif/tinggi
|
|
Peranan
Tokoh Masyarakat
|
1589.803
|
Positif/tinggi
|
|
Sikap
Aparat Pemerintah
|
1.146114
|
Positif/tinggi
|
Analisis Regresi.
Ananlisis
regresi terhadap data yang sudah di tabulasi dengan menggunakan persamaan Korelasi Ganda 6 prediktor (Sugiono,2010) sebgai
berikut :
Y =
α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + β5 X5 + β6 X6 + €
Selanjutnya
proses analisis data dari enama variabel dengan menggukan program SPSS.Versi
17.00. hasil analisis tersebut sebagaimana terlihat pada tabel ringkasan
dibawah ini :
Tabel
6 : Model Summary
|
||||||
Model
|
R
|
Adjusted
|
F
|
Std.
Error
of
the Estimate
|
Sig.
|
|
1
|
0.742a
|
0.550
|
0.357
|
2.854
|
1.699
|
0.050a
|
a. Predictors: (Constant),
Sikap Aparatur Pemerintah, Sikap Pemasok, Potensi Pasar, Ketersediaan Bahan
Baku, Peranan Tokoh Masyarakat, Fasilitas Transportasi
|
Jadi harga F hitung = 2.854. harga
ini dibandingkan dengan F tabel dimana
dk pembilang = 6 dan dk penyebut = 21 -6-1 = 14, maka diperoleh α = 5% : Ft =
2.85 dan untuk α = 1% : Ft = 4.46. Kesimpulan Fh
> Ft, maka diperoleh korelasi ganda yang diuji signifikansi, yaitu dapat
diberlakukan ke populasi dengan taraf kesalahan 5% maupun 1% karena Ft yakni
dua koma delapan lima berada dibawah standar Fh positif yakni dua koma delapan
lima empat. Dari hasil perhitungan regresi diketahui, bahwa keenam variabel koefisien detirminasi dilambangkan dengan R²
merupakan proporsi hubungan antara Y dengan Xn dan diperoleh bahwa R Square
adalah sebesar 0.55 atau sebesar 55,0 % yang berarti variabel independen keenam
dimensi tersebut memberikan sumbangan
sebesar 55.0% terhadap variabel dependen yakni penetapan lokasi industri rumput
lau di kota tual . Sedangkan sisanya sebesar 45.0% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
dimasukkan dalam model penelitian. Hal diatas simertis dengan teori penetapan
lokasi yang dikemukakan oleh semua penemu teori, terutama teori Brown dan
Gibson sebagai Grend Teori pada penulisan ini. Selanjutnya pembahasan hasil
pengujian hipotesis dalam peneltian ini sebagaimana tertera dibawah ini.
Tabel
7 : Uji Coefficients Hipotesis
|
||||||
Model
|
Unstandardized
Coefficients
|
Standardized
Coefficients
|
t
|
Sig.
|
||
B
|
Std.
Error
|
Beta
|
||||
1
|
(Constant)
|
491.977
|
27.115
|
18.144
|
0.00
|
|
Ketersediaan Bahan Baku
|
.018
|
.028
|
.141
|
0.646
|
0.042
|
|
Fasilitas Transportasi
|
.029
|
.026
|
.272
|
1.112
|
0.028
|
|
Potensi Pasar
|
-.009
|
.026
|
.068
|
-0.354
|
0.072
|
|
Sikap Pemasok
|
.081
|
.033
|
.557
|
2.477
|
0.027
|
|
Peranan Tokoh Masyarakat
|
.040
|
.031
|
.295
|
1.280
|
0.022
|
|
Sikap Aparatur Pemerintah
|
.030
|
.028
|
.224
|
1.086
|
0.029
|
|
a.
Dependent Variabel: Penetapan Lokasi Industri Rumput laut
|
KESIMPULAN.
1.
Bahwa tidak semua variabel atau dimensi dalam penelitian ini berpengaruh secara
signifikan terhadap penetapan lokasi industri rumput laut di Kota Tual. Adapun
Variabel-variabel berpengaruh secara
persial yang ditemukan adalah ketersediaan bahan baku berpengaruh positif
signifikan, fasilitas transportasi
berpengaruh poaitif signifikan, potensi pasar berpengaruh positif rendah , sikap pemasok berpengaruh
positif signifikan , peranan tokoh
masyarakat berpengaruh positif
signifikan dan sikap aparat pemerintah berpengaruh positif signifikan
terhadap penetapan
lokasi industri rumput laut di Kota Tual Provinsi Maluku. Hal ini berarti
hipotesis tentang variabel : ketersediaan bahan baku, fasilitas transportasi,
sikap pemasok, peranan tokoh masyarakat dan sikap aparatur pemerintah
masing-masing H1 diterima sementara hipotesis tentang potensi pasar H1.ditolak.
2.
Bahwa berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap data yang tersedia dengan
model analisis regresi ganda enam
prediktor, maka diketahui bahwa
terdapat pengaruh secara
bersama-sama dari enam dimensi atau variabel ini terhadap penetapan lokasi
industri rumput laut.
REKOMENDASI.
Berdasarkan
kesimpulan pada penelitian ini maka saya selaku peneliti/ penulis memberikan
saran kepada pihak-pihak :
1. Pemerintah
daerah Kota Tual senantiasa tetap menjaga eksisitensi pengabdian sebagai pelayan masyarakat, wujud pengabdian
tersebut diantaranya mendukung dan mempromosikan potensi penetapan lokasi untuk
industri rumput laut serta meyakinkan
pihak-pihak yang ingin mengembangkan industri rumput laut, terutama para
investor dalam negri maupun investor luar negri bahwa Kota Tual layak didirikan pabrik
pengolahan industri rumput laut.
2. Kepada pihak
yang berkeinginan untuk berinvestasi di bidang perikanan seperti industri
rumput laut di kawasan Maluku terutama wilayah Kota Tual, maka hendaknya
terlebih dahulu mempertimbangkan penetapan lokasi dari faktor subyektif
terutama faktor ketersediaan bahan baku,
fasilitas transportasi, sikap pemasok, peranan tokoh masyarakat dan sikap
aparat pemerinta yang ada di Kota Tual,
oleh karena faktor inilah yang sangat menentukan penetapan tersebut berdasarkan
serangkaian penelitaian yang telah dilakukan, disamping tanpa mengecualikan
dimensi-dimensi lain yang yang tidak diteliti. 3. Kepada para peneliti atau
akademisi yang ingin mengkaji lebih jauh tentang penetapan lokasi industri
rumput laut di kota
tual pada waktu-waktu yang akan datang , maka disarankan untuk melanjutkan
penelitiannya pada faktor obyektif, terutama hal-hal yang bersifat manajerial.
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, Salim. Manajemen Transportasi. Penerbit PT.Raja
Grafindo Persada Jakata.2002
Anang, Hidayat. Strategi Six Sigma. Penerbit Alex Media
Kompotindo. 2007
Anugrah, Nontji, Laut Nusantara. Penerbit Jambatan.2002
BPS Maluku Tenggara dan Kota
Tual, Produk Domistik Regional Bruto, Menurut
Lapangan Usaha, 2010
BPS Maluku Tenggara dan Kota
Tual, Tual Dalam Angka, Tual Figures,
2010.
Budi
Sutomo Rumput Laut Bahan Pangan Lezat Multi Khasiat , Penerbit Artikel Seawood,2009
Burhanuddin,
R, 2007 Studi Penetapan Pendirian Rumah Potong Hewan Di Kabupaten Kutai Timur. JURNAL
UKMK, Peneliti pada Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya Kabupaten
Kutai Timur
Buffa, Manajemen Produksi/Operasi Moderen. Jilid
1.cetakan ke 4.Versi Indonesia Penerbit Erlangga, Jakarta1993.
Eduardo, Tandalilin. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio.
Penerbit PT. BPFE. Yogyakarta.2007
Gabril, Aminsilalahi. Strategi Berbasisi Kualitas. Penerbit
Batavia Press. 2005
Gering, Supriayadi. Etika Birokrasi. LAN.Jakarta. 1998.
Getut, Pramesti. Applikasi SPSS 15.0 Dalam Model Linier
Statistik. Penerbit Alex Media Kompotindo. 2007
Hakim, Arman Nasution. Manajemen Industri. Penerbit Andi Yogyakarta, 2006
Holy, Icun Yunarto &
Martinus, Getty Santika; Inventory
Mnanagement, Penerbit PT Elex Media Komputindo, 2005.
Isbandi, Rukmonto Adi; INTERVENSI KOMUNITAS Pengembangan Masyarakat
sebagai upaya pemebrdayaan masyarakat, Penerbit PT RajaGrafindo Persada,
2008.
Jana, T; Anggadinji; Achmad;
Zantika; Heripurwanto; Sri,Istina, Rumput
Laut, Seri agrobisnis, Penerbit Penebar Swadaya, 2002.
Jay, Heezer., Barry, render. Operations Managemen (Buku 1 dan 2)
fersi Indonesia. Penerbit Salemba Empat. 2008
Jimsly, Hutabarat., Martony,
Husein. Operasionalisasi Strategi.
Penerbit Alex Media Kompotindo. 2006
John, A.,Pearce II,. Richardo,B.,
Robinson, J.R. Strategi Management.
Fersi Indonesia. Penerbit Salemba Empat. 2010
Kasmir. Jakfar. Studi Penetapan Bisnis. Penerbit Kencana
Prenada Media Group. 2009
Phillip, Kotler. Manajemen Pemasaran. Fersi Indonesia.
Penerbit Airlangga. 2010
Prihatin, Lumbanraja; Tantangan
Bagi Kepemimpinan Lintas Budaya, JURNAL
MANAJEMEN BISNIS, Volume 1, Nomor 2 Mei 2008 ISSN: 1978−8339
Robert, N., Anthony, V.G. Managemen Control System (Buku 2) Fersi
Indonesia. Penerbit Salemba Empat.2008
Stephen,p., Robbinsin,. Timothy,
A. Judge. Orgazational bihaviar.
Fersi Indinesia Penerbit Salemba Empat 2009.
Suad, Husanan., Suwarsono. Studi Penetapan Proyek. Penerbit UPP AMP
YKPN Yogyakarta 1995
Subramanyam, K,R., John, J.,
Wild. Financial Statement Analysis.
Fersi Indonesia. Penerbit Salemba Empat 2008
Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis. Penerbit Alfabet 2008.
Sugiyono. Statistik Untuk Penelitian. Penerbit Alfabet 2010.
Syamsud, M.,Maarif dan Tanjung,
Hendri. Manajemen Operasional. Penerbit Grasindo Jakarta, 2003.
Wahyudi, Kumorotomo. Etika Administrasi Negara, Penerbit
RajaGrafindo Persada, 2009